Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fungsi dan Kegunaan Fungisida Nativo untuk padi, cabe, bawang merah, jagung, dan lain-lain.

Fungisida Nativo
Fungisida Nativo 75 WG adalah obat pengendali jamur pada tanaman padi, cabe, bawang merah, jagung, dan lain-lain. Nativo 75 WG merupakan fungisida sistemik yang bersifat fungitoksik yang berbentuk butiran berwarna putih dan dapat didespersikan dalam mengendalikan jamur penyebab penyakit pada tanaman.

Nativo 75 WG adalah fungisida pembasmi jamur dengan sifat kontak dan sistemik yang mengandung zpt. fungisida ini dapat digunakan untuk mengendalikan hampir semua jenis penyakit jamur pada tanaman pangan dan palawija. dapat digunakan sebagai pencegah maupun menyembuhkan tanaman yang terkena penyakit akibat cendawan/jamur. 

Fungisida ini berkerja secara sistemik protektif, preventif, kuratif, dan eradikatif untuk zat pengatur tumbuh tanaman anggrek, apel, bawang, bawang merah, kakao, cabai merah, jagung, jeruk, kacang hijau, kacang panjang, kacang tanah, karet kedelai, kentang, kopi, krisan, mangga, melon, mentimun, padi, pembibitan kelapa sawit, pisang, semangka, tembakau, tomat, teh, tembakau tomat.

Dosis pemakaian sangat hemat, berkisar 7 gram/tangki semprot 15 liter. kemasan 50 gram bisa digunakan untuk 7 tangki atau setara dengan 1/4 hektar lahan. untuk luas lahan 1 hektar, anda memerlukan 200 gram atau setara dengan 4 kemasan.

Dosis Pemakaian Fungisida Nativo

  • Anggrek : penyakit bercak daun Cercospora dendrobii, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
  • Apel : penyakit barcak daun Marssonina coronaria, penyakit embun tepung Podosphaera leucontricha (Penyemprotan volume tinggi : 300 g/ha)
  • Bawang : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 0,08 - 0,16 g/l)
  • Bawang merah: penyakit layu fusarium Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi: 150 - 200 g/ha)
  • Bawang merah: penyakit busuk leher Botrytis alii (Penyemprotan volume tinggi: 100 - 150 g/ha)
  • Cabai merah : penyakit bercak daun Cercospora capsici, penyakit antraknosa Colletotrichum capsici (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
  • Jagung : penyakit bulai Peronosclerospora maydis (Penyemprotan volume tinggi : 0,4 - 0,8 g/l)
  • Jagung : penyakit bulai Helminthosporium turcicum. (Penyemprotan volume tinggi : 0,8 - 1,2 g/l)
  • Jeruk : penyakit embun tepung Oidium tingitaninum, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
  • Kacang hijau : penyakit bercak daun Cercospora canescens (penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
  • Kacang hijau : penyakit karat Uromyces phaseoli (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
  • Kacang panjang : penyakit karat Uromyces vignaee (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
  • Kacang tanah : penyakit karat Puccinia arachidis (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
  • Kakao : penyakit pembuluh kayu Oncobasidium theobromae (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,5 g/l)
  • Karet : penyakit bidang sadap Ceratocystis fimbriata (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
  • Kedelai : penyakit karat Phakopsora pachyrhizi (Penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
  • Kentang : meningkatkan jumlah umbi/tanaman, rata-rata bobot umbi, hasil/tanaman, hasil/petak, hasil/ha (Penyemprotan volume tinggi : 150 g/ha 40 HST dan 60 HST)
  • Kopi: penyakit karat daun Hemileia vastatrix, penyakit bercak daun coklat Cercospora coffeicola (Penyemprotan volume tinggi: 1 g/l)
  • Krisan : penyakit karat Puccinia chrysanthemi (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
  • Mangga : penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
  • Melon : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis, penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
  • Melon : penyakit busuk batang Didymella bryoniae (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1 g/l)
  • Mentimun : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis (Penyemprotan volume tinggi : 1 g/l)
  • Mentimun : penyakit antraknosa Colletotrichum lagenarium (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 g/l)
  • Padi : penyakit blas Pyricularia oryzae, penyakit hawar daun Xanthomonas campestris (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha)
  • Padi : penyakit bercak coklat Helminthosporium oryzae, penyakit gosong palsu Ustilaginoidea virens (Penyemprotan volume tinggi: 200 g/ha)
  • Padi sawah : penyakit bercak daun Cercospora oryzae, penyakit busuk daun Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 120 - 240 g/ha)
  • Padi sawah : meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah/malai, bobot 1000 butir, hasil/tanaman, hasil ubinan, hasil/ha (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 225 g/ha 40 HST dan 60 HST)
  • Pembibitan kelapa sawit : penyakit busuk tunas Marasmius palmivora (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
  • Pisang : penyakit sigatoka Mycosphaerella musicola (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
  • Semangka : penyakit embun bulu Pseudoperonospora cubensis (Penyemprotan volume tinggi : 150 - 200 g/ha)
  • Semangka : penyakit antraknosa Colletotrichum lagenarium (Penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)
  • Teh : penyakit cacar daun Exobasidium vexans, penyakit bercak coklat Colletotrichum cameliae (Penyemprotan volume tinggi: 200 g/ha)
  • Tembakau : penyakit rebah semai Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 200 g/ha)
  • Tomat : penyakit busuk kering Alternaria solani, penyakit bercak daun Septoria lycopersici (penyemprotan volume tinggi : 100 - 150 g/ha)

Waktu dan interval aplikasi, apabila intensitas serangan penyakit telah mencapai Abang pengendaliannya sesuai rekomendasi setempat apabila belum jelas hubungi petugas pertanian pertanian pertanian yang berwenang.

Post a Comment for "Fungsi dan Kegunaan Fungisida Nativo untuk padi, cabe, bawang merah, jagung, dan lain-lain."