7 Merk Fungisida Sejenis Amistartop Yang Paling Top Markotop
Demi meningkatkan hasil panen dan juga mengendalikan cendawan pada tanaman padi, banyak petani yang mengandalkan fungisida Amistartop 325 SC, akan tetapi karena kelangkaan dan harga Amistartop yang mahal, membuat petani beralih ke beberapa merk fungisida sejenis amistartop. Nah... Artikel kali ini kliktani.com akan membahas 7 Fungisida Sejenis Amistartop yang bisa jadi alternatif pilihan.
Fungisida Amistar top 325 EC Merupakan salah satu fungisida terbaik
untuk padi, Karena
ia di bekali 2 kandungan bahan aktif yaitu; Difenokonazol, dan
Azoksistrobin yang jarang di miliki oleh fungisida lain. Kedua bahan aktif yang ada pada Amistartop ini dapat berfungsi
menumpas cendawan atau jamur yang biasa tumbuh di daun, akar, batang, maupun bulir atau
buah pada tanaman padi.
Selain di bekali 2 bahan aktif, Fungisida Amistartop juga di bekali Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang mampu menambah bobot tanaman padi, membuat daun tetap hijau, menambah anakan, dan lain-lain. Karena kandungan bahan aktif dan ZPT inilah yang membuat harga Amistartop tinggi.
Berikut ini adalah 7 Fungisida Sejenis Amistartop yang bisa anda pilih sebagi alternatif pengganti.
1. Fungisida Trensida 325 SC
Fungisida + ZPT Trendsida 325 SC adalah Fungisida dengan spesifikasi khusus untuk pengendalian berbagai penyakit jamur tanaman. Perpaduan 7 (tujuh) bahan aktif yaitu : klorotalonil + azoxistrobin + propineb WG + difenokonasol + Oksitetrasiklin + metil tiofanat + mankozeb.
Cara kerja : SISTEMIK dan KONTAK.
memiliki kandungan ZPT didalamnya yang berfungsi juga sebagai booster tanaman. Memiliki kemampuan translaminar yang lebih cepat dari kemasan yang lama sehingga dapat membasmi penyakit yang ada di balik daun yang tidak terkena semprot dengan lebih cepat. Dengan 7 (tujuh) kekuatan bahan aktif sehingga sanggup dan mampu untuk perlindungan dan pengendalian berbagai jamur hampir semua tanaman
2. Fungisida Sinergy 300 EC
Sinergy merupakan Fungisida sistemik dengan kombinasi 2 bahan aktif difenokonazol dan profikonazol, yang dapat kendalikan penyakit tanaman melalui 2 aksi ganda preventif dan kuratif. Kandungan zpt pada sinergy menjadikan tanaman sehat, hijau segar, tumbuh serempak dan memperbanyak anakan, sehingga memaksimalkan proses fotosintesis dalam pembentukan umbi/buah untuk meningkatkan hasil panen
3. Fungisida Score 250 EC
Score 250 EC termasuk jenis fungisida sitemik yang sudah dilengkapi dengan zat pengatur tumbuh (ZPT) tanaman. Score 250 EC bekerja dengan masuk secara langsung ke dalam jaringan tanaman melalui Xilem (pembulu kayu) dan langsung dapat mengendalikan penyakit yang ada pada tanaman pertanian serta dapat melindungi seluruh bagian tanaman.
Score 250 EC memiliki bahan aktif yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen yang lebih baik. Dapat digunakan pada tanaman: apel, bawang, cabai, Jagung, jeruk, kacang panjang, kedelai, kelapa sawit, kentang, mangga, padi, semangka, tembakau, tomat
Sangat efektif untuk mengatasi penyakit: bercak ungu, bercak daun, embun tepung, hawar daun, busuk batang, dst.
Bahan aktif: difenokonazol 250 g/l
Fungisida sistemik dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan
4. Sorento 250 EC
Fungisida Sorento 250 EC berfungsi untuk mengendalikan penyakit bercak daun, busuk pelepah, dan bercak ungu pada tanaman Padi, Bawang Merah, Bawang Putih, Kacang Tanah, Kacang Panjang, Buncis, Cabai, Tomat, Kangkung, dan lain-lain.
Sorento 250EC merupakan jenis fungisida sistemik yang mengadung ZPT ( zat Pengatur Tumbuh ) yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan tanaman dan mempercepat masa panen.
5. Kontaf Plus 250 SC
Fungisida sistemik berbentuk perkatan suspensi warna putih untuk mengendalikan bercak daun dan penyakit antraknosa pada tanaman cabai, penyakit hawar pelepah dan busuk batang pada tanaman padi.
KEUNGGULAN
- Mempunyai spektrum pengendalian yang luas sehingga dapat digunakan untuk
mengendalikan berbagai jenis penyakit yang menyerang tanaman.Dapat menjadikan tanaman lebih sehat, lebih hijau, menjadikan tanaman padi berbunga serempak, meningkatkan bobot dan kualitas gabah, sehingga dapat meningkatkan hasil panen. - Bersifat sistemik sehingga mampu melindungi seluruh bagian tanaman.
- Tidak mudah tercuci oleh air hujan karena mempunyai efek translaminar yang kuat
dan cepat meresap kedalam jaringan tanaman. - Dapat diaplikasikan dalam dosis rendah sehingga ekonomis dan efisien.
- Dengan kandungan ZPT akan memaksimalkan panen.
6. Fungisida Tandem 325 SC
Bahan Aktif : azoksistrobin 200 g/l + difenokonazol 125 g/l
(Kualitas sama persis dengan Amistartop 325 SC)
Fungisida sistemik, protektif kuratif berbentuk pekatan suspensi berwarna kuning muda untuk mengendalikan penyakit patah leher/blas, hawar pelepah dan bercak coklat sempit pada tanaman padi sawah. Bisa juga untuk mengendalikan penyakit pada tanaman bawang merah, cabai, jagung, kakao, kedelai, pembibitan kelapa sawit, kubis, melon dan tomat.
7. Fungisida Top Sin 500 SC
Fungisida ini memiliki keunggulan kombinasi yang khas dari sifat preventif, kuratif dan sistemik serta berspektrum luas, untuk mengendalikan penyakit pada berbagai tanaman seperti apel, bawang merah, bawang putih, cabai, melon, semangka, padi, tembakau dan pisang.
Protektif artinya ketika diaplikasikan pada tanaman, ia akan mencegah spora jamur berkembang atau melakukan penetrasi ke dalam jaringan inang tanaman. Fungisida dengan mode kerja ini harus diaplikasikan sebelum spora jamur menginfeksi tanaman.
Dengan demikian jaringan tanaman yang berkembang setelah aplikasi menjadi tidak terlindungi, karena mode kerja protektif tidak akan efektif setelah jamur berkembang di dalam jaringan tanaman. Contoh fungisida protektif termasuk dari golongan mankozeb, tembaga, metil tiofanat dan klorotalonil.
Tetapi beberapa jenis fungisida berbahan aktif kloratalonil telah memiliki kemampuan untuk melindungi jaringan tanaman baru bahkan setelah aplikasi dengan memanfaatkan hujan sebagai pembawa bahan aktifnya ke seluruh jaringan tanaman.
Mode kerja kuratif adalah kemampuan bahan aktif dalam melawan perkembangan jamur sesaat setelah aplikasi. Biasanya fungisida ini memiliki tenggang waktu kerja untuk melakukan kickback activity infeksi jamur setelah aplikasi, ia akan melawan dan mengendalikan infeksi jamur selama tenggang waktu tersebut.
Sementara sistemik adalah mode kerja fungisida yang masuk ke dalam jaringan tanaman, dan secara lokal melindungi jaringan tanaman yang diberikan aplikasi. Dalam dunia modern, mode kerja sistemik seringkali disebut sebagai sistemik lokal.
Dari 7 jenis.ada yg sama fungsinya dgn ethhrel ka
ReplyDelete