Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fungisida Terbaik Untuk Bawang Merah Dalam Menghadapi Berbagai Penyakit


Dalam melakukan budidaya tanaman bawang merah, kita sering kali dihadapkan dengan berbagai jenis penyakit yang sering menyerang, diantaranya pucuk kuning, bercak ungu, layu fusarium, dan lain-lain. Maka tidak heran jika para petani banyak mencari fungisida yang terbaik dalam mengatasi penyakit jamur tersebut, kerana jika tidak di tangani dengan benar akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman dan berpotensi kegagalan panen.

Bawang merah merupakan komoditas hortikultura termasuk sayuran rempah yang banyak di budidayakan oleh masyarakat, bawang merah berguna sebagai bumbu dapur untuk menambah cita rasa dan kenikmatan pada masakan. 

Selain digunakan sebagai bumbu masakan, bawang merah ini juga bisa di manfaatkan sebagai tanaman obat karena berkhasiat sebagai obat tradisional, misalnya obat demam, masuk angin, diabetes melitus, disentri dan akibat gigitan serangga. 

Bukan hanya itu jenis bulbus satu ini juga memiliki kandungan gizi yang setingkat dengan sayuran lainya. bawang merah merupakan sumber pridoksin, vitamin a, vitamin c, besi, mangan, dan tembaga yang potensial didalam memenuhi kebutuhan harian. disamping manfaat dari bawang merah yang begitu banyak, bawang merah juga memiliki prospek bisnis yang bagus untuk dibudidayakan.

Namun dibalik peluang bisnis yang menjanjikan ini, budidaya bawang merah bukan tanpa kendala, seperti yang kami sampaikan pada tulisan diatas, Setidaknya ada 4 jenis jamur/cendawan yang paling sering menyerang tanaman bawang merah yaitu;

  • Cendawan Fusarium oxysporum penyebab Layu Fusarium / Moler
  • Cendawan Alternaria porri penyebab Bercak Ungu
  • Cendawan Perenospora destructor penyebab Bercak Kuning / Embun Tepung
  • Cendawan Colletotrichum circinans sebagai penyebab Antraknosa / Busuk Daun

Pada saat masuk musim hujan, serangan jamur ini akan semakin ganas dan semakin mudah menyebar karena faktor kelembabanya yang tinggi, Sehingga banyak petani yang kewalahan menghadapi penyakit jamur ini di musim hujan.

Oleh karena itu di butuhkan fungisida yang dapat bekerja dengan baik dalam menghadapi cendawa-cendawan tersebut, untuk meminimalisir terjadinya kerusakan terhadap tanaman bawang merah. Berikut ini kami rekomendasikan beberapa merk fungisida untuk bawang merah yang bekerja dengan baik.

A. Fungisida Untuk Layu Fusarium (Moler) Pada Bawang Merah

Layu Fusarium atau penyakit Moler/Inul adalah sebuah penyakit yang kerap kali menyerang tanaman bawang merah yang sangat berbahaya. Penyebab penyakit Moler ini adalah adanya jamur patogen Fusarium oxysporum f.sp cepae.

Penyakit ini sering menyerang tanman bawang merah terutama pada saat musim hujan, saat curah hujan tinggi, dan kondisi lingkungan yang lembab.

Gejala-gejala yang tampak saat serangan layu fusarium terjadi pada tanaman bawang merah:

  • Tanaman layu mendadak.
  • Warna daun bawang berubah menguning dan melengkung (moler).
  • Akar tanaman membusuk dan mudah tercabut.
  • Daun mengkerut dan melintir.
  • Daun tanaman terkulai.
  • Umbi membusuk, terdapat koloni (kumpulan) jamur berwarna putih dan akhirnya tanaman mati.

Untuk mengatasi penyakit moler ini sebaiknya gunakan fungisida dengan bahan aktif azoksistrobin dan difenokonazol dengan interval 5 – 7 hari sekali, dimulai sejak tanaman umur 10 – 15 hari setelah tanam.

Meskipun hingga saat ini memang belum ada fungisida kimia yang benar-benar teruji ampuh mengendalikan jamur Fusarium penyebab penyakit moler. Namun tidak ada salahnya untuk mencoba  hal tersebut. Berikut daftar fungisida untuk layu fusarium atau moler;


1. SINERGY 300EC



Sinergy 300 EC adalah fungisida sistemik dengan kombinasi 2 bahan aktif difenokonazol dan profikonazol, Sinergy 300 EC mengendalikan penyakit tanaman melalui aksi ganda preventif dan kuratif. Sedangkan kandungan “zpt” pada sinergy menjadikan tanaman sehat, hijau segar, tumbuh serempak, dan memperbanyak anakan, sehingga memaksimalkan proses fotosintesis dalam pembentukan umbi/buah untuk meningkatkan hasil panen.

  • Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1,50 ml/l)
  • Jagung : penyakit bercak daun Helminthosporium maydis (Penyemprotan volume tinggi : 3 - 4,5 ml/l)
  • Bawang merah : penyakit layu Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi : 2 ml/l)


2. FLASHER 250 SC 

Bahan aktif; azoksistrobin (azoxystrobin) : 250 g/l. Fungisida protektif, kuratif, eradikatif dan sistemik berbentuk pekatan susupensi.

  • Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 1 ml/l)
  • Bawang merah : penyakit layu Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi : 2 ml/l)
  • Cabai : penyakit antraknosa Colletotrichum capsici (Penyemprotan volume tinggi : 2 ml/l)
  • Jagung : penyakit bulai Peronosclerospora maydis (Perlakuan benih : 10 ml/kg benih)
  • Kedelai : penyakit karat Phakopsora pachyrhizi (Penyemprotan volume tinggi : 2 ml/l)
  • Kentang : penyakit layu Fusarium oxysporum (Perlakuan benih : 10 ml/kg benih)
  • Padi : penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani, penyakit bercak coklat sempit Cercospora janseana, penyakit hawar daun Xanthomonas campestris, penyakit blas Pyricularia oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 300 ml/ha)

3. STREPTOMY WP 

Bahan aktif; Trichoderma sp : 1 x 106 cfu/g. Fungisida biologi berbentuk tepung yang dapat disuspensikan

  • Bawang merah penyakit layu Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi 1,75 g/l )
  • Kakao penyakit busuk buah Phytophthora palmivora (Penyemprotan volume tinggi 0,5 g/l )

4. CABRIOTOP 60 WG

Bahan aktif; metiram : 55 %, piraklostrobin : 5 %. Fungisida sistemik, protektif dan kuratif dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air.

  • Apel : penyakit embun tepung Podosphaera leucontricha (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 g/l)
  • Bawang merah : penyakit layu Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1 g/l)
  • Cabai : penyakit bercak daun Cercospora capsici (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1 g/l)
  • Cabai: Penyakit antraknosa Colletotrichum capsici (Penyemprotan volume tinggi: 1 g/l )
  • Kentang : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 1 g/l)
  • Mangga : penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides, penyakit bercak daun stigmina Stigmina mangiferae (Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
  • Tomat : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 1 g/l)


5. RAKSA MAX 80 WP 

Bahan aktif; mankozeb (mancozeb) : 80 %. Fungisida yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan.

  • Cabai : penyakit antraknosa Colletotrichum capsici (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 - 2 g/l)
  • Cabai : penyakit bercak daun Cercospora capsici (Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
  • Kentang : penyakit busuk daun Phytophthora infestans, penyakit bercak kering Alternaria solani, penyakit layu Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi : 3,75 g/l)


B. Fungisida Untuk Bercak Ungu

Bercak ungu atau sering disebut penyakit trotol merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang tanaman bawang merah. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Alternaria porii. Jamur ini menimbulkan gejala melekuk pada daun bawang, berwarna putih atau kelabu. 

Setelah itu mucul bercak-bercak menyerupai cincin, berwarna agak ungu dengan tepi agak merah atau keunguan, juga dikelilingi oleh bagian berwarna kuning yang dapat meluas ke atas atau ke bawah bercak dan ujung daunnya mengering. Ujung daun yang mongering bisa menyebakan patah. 

Pada saat panen atau setelah biasanya dapat terjadi infeksi pada umbi, sehingga umbi membusuk dan berair yang bermula dari bagian leher umbi, dan akhirnya umbi berwarna kuning atau merah kecoklatan. Serangan berat mengakibatkan jaringan umbi mengering dan berwarna gelap. 

Untuk pengendaliannya gunakanlah fungisida dengan bahan aktif  klorotalonil, mankozeb, promineb dan difenokonazol yang cukup efektif dalam memberantas jamur  Alternaria porri penyebab penyakit bercak ungu ini. Berikut daftar fungisida untuk bercak ungu pada tanaman bawang merah.


1. ANTRACOL 70WP

Fungisida Antracol 70 WP adalah fungisida generasi baru karena telah ditambah dengan zinc yang  jarang dimiliki oleh fungisida lain, Zinc sangat berguna bagi tanaman karena memiliki fungsi untuk memacu kompaknya proses pengeluaran bunga dan buah.

Antracol 70 WP juga dapat di fungsikan sebagai pelindung tanaman dari penyakit-penyakit yang di timbulkan oleh jamur seperti hawar daun, busuk phytoptora, bercak daun, dan antraknosa (busuk buah). 

Fungisida Antracol 70 WP juga dapat digunakan untuk mengendalikan jamur pada tanaman sayuran seperti tomat, kentang, cabai, ketimun, selada, dan bawang merah yang terserang bercak ungu, antraknosa maupun embun bulu. 


2. SCORE 250EC

Score 250 EC merupakan salah satu Fungisida Sistemik terbaik dikelasnya, dengan bahan aktif Difenokonasol 250gr. Difenokonazol sendiri merupakan golongan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang juga berfungsi menyuburkan tanaman.

Fungisida ini berperan mencegah serangan cendawan dengan cara membuat semua bagian tanaman bersifat racun, sehingga mampu menghambat dan mencegah cendawan melakukan penetrasi ke seluruh bagian tanaman (sebagai pengendalian preventif).

Produk ini juga dapat di aplikasikan pada tanaman buah seperti mangga, durian, jeruk bali, serta apel yang biasa terkena serangan cendawan phytophora. Difenokonazol juga dapat digunakan untuk meningkatkan hasil panen pada tanaman kacang tanah.

  • Apel : penyakit tepung Phodopshaera leucotricha (Penyemprotan volume tinggi : 5 - 10 ml/100 l)
  • Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,5 ml/l)
  • Bawang putih : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 0,4 - 0,8 ml/l)
  • Cabai : penyakit bercak daun Cercospora capsici (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,5 ml/l)
  • Jagung : penyakit hawar daun Helminthosporium turcicum (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,50 ml/l)
  • Jarak Pagar : penyakit embun tepung Oidium sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1 ml/l)
  • Jeruk : penyakit tepung Oidium sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 ml/l)
  • Kacang panjang : penyakit bercak daun Cercospora sp., penyakit karat daun Uromyces sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 ml/l)
  • Kedelai : penyakit bercak kering Cercospora sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,50 ml/l)
  • Kelapa sawit : penyakit daun pembibitan Curvularia maculans, Pestalotiopsis palmarum (Penyemprotan volume tinggi : 1 - 1,5 ml/l)
  • Kentang : penyakit bercak kering Alternaria solani (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1 l/ha)
  • Mangga : penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides, penyakit bercak daun Stigmina mangifarae (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,50 ml/l)
  • Padi : penyakit busuk batang Helminthosporium sigmoidum, penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani, penyakit bercak daun Cercospora sp. (Penyemprotan volume tinggi : 400 ml/ha)
  • Padi : penyakit blas Pyricularia oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 300 - 480 ml/ha)
  • Semangka : penyakit bercak daun Cercospora sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 ml/l)
  • Tembakau : penyakit patik daun Cercospora nicotianae (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,50 ml/l)
  • Tomat : penyakit bercak kering Alternaria solani (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 ml/l)
  • Tomat : penyakit busuk Septoria lycopersici (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 0,5 ml/l)


3. REMAZOLE-P 490 EC



Fungisida yang bersifat protektif berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, berwarna kuning kecoklatan, untuk mengendalikan penyakit pada tanaman padi, bawang merah, kedelai dan mangga.

  • Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 400 ml/ha)
  • Kedelai : penyakit karat Phakopsora pachyrizi (Penyemprotan volume tinggi : 600 ml/ha)
  • Mangga : penyakit antraknosa Colletrotricum gloeosporioides (Penyemprotan volume tinggi : 0,6 - 0,8 ml/l)
  • Padi : penyakit hawar daun Rhizoctonia solani, penyakit bercak daun Cercospora oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 400 ml/ha)

4. Merk fungisida untuk bercak daun pada bawang merah lainnya

  • ACCLAIM 90 WP
  • AGROTOP 350 SC
  • ALBERTO 375 SC
  • LONGER 75 WP
  • REGIO 250 SC
  • ROVRAL 50 WP
  • SAGRI-ZONE 450 SC
  • SANTANILL 12/45 WP
  • SANTACOL 80 WP
  • MEGAZEB 80 WP
  • MANTRAKOL 70 WP
  • MANTEB 80 WP
  • MANDAZIM 74/6 WP
  • MANCOTHANE 80 WP
  • PHYTOKLOR 82,5 WG
  • RECOR 250 EC
  • SINERGY 300 EC
  • ZIFLO 90 WP
  • FLASHER 250 SC
  • TIFLO 80 WP 
  • DANVIL 50 SC
  • CORONA 325 SC
  • ANVIL 50 SC

C. Fungisida Untuk Bercak Kuning / Embun Tepung

Bercak kuning atau penyakit embun tepung terjadi akibat kondisi yang lembab dan berkabut, atau pada saat curah hujan yang tinggi. Gejala akan kelihatan lebih jelas jika daun basah terkena embun.  Jika infeksi terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman masih mampu bertahan hidup tetapi pertumbuhan tanaman terhambat dan daun berwarna hijau pucat. 

Bercak yang terinfeksi pada daun mampu menyebar ke bawah hingga mencapai umbi lapis, kemudian akan terus menjalar ke seluruh lapisan,  Akibatnya, umbi berubah warna menjadi coklat. Serangan lanjut akan mengakibatkan umbi membusuk, tetapi lapisan luarnya mengering dan berkerut, daun layu dan mengering. 

Untuk mengendalikan penyakit embun tepung pada tanaman bawang kita bisa menggunakan salah satu dari 4 fungisida yang ada di bawah ini;


1. WARDER 45 WP 

Bahan aktif: simoksanil (cymoxanil) : 4 %, tembaga oksiklorida (copper oxychloride) : 29 %, zineb (zineb): : 12 %. Fungisida yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan

  • Bawang merah : Penyakit embun tepung, Perenospora destructor (Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
  • Cabai : Penyakit antraknosa Colletotrichum capsici (Penyemprotan volume tinggi : 3 g/l)
  • Kentang : penyakit hawar daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 4 g/l)
  • Tembakau : penyakit lanas Phytophthora nicotianae (Penyemprotan volume tinggi: 3 g/l)
  • Tomat : penyakit hawar daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 4 g/l)


2. DACONIL 75 WP 

Bahan aktif: klorotalonil : 75 %. Fungisida fungistatik berbentuk tepung yang dapat disuspensikan.

  • Bawang merah : penyakit jamur Perenospora destructor (Penyemprotan volume tinggi : 1,125 g/l)
  • Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri penyakit jamur Perenospora destructor (Penyemprotan volume tinggi : 1,125 g/l)
  • Cabai : penyakit bercak daun Cercospora sp. (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1,0 g/l)
  • Cabai : penyakit antraknosa Colletotrichum sp (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1,5 g/l)
  • Kacang tanah : penyakit bercak daun Cercospora arachidicola dan Cercospora personata (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 g/l)
  • Kelapa : penyakit bercak daun Fusarium sp., Gloeosporium sp., Helminthosporium sp., dan Pestalotia sp. (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 g/l)
  • Kentang : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 g/l)
  • Pisang : penyakit sigatoka Mycosphaerella musicola (Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1,5 kg/ha)
  • Semangka : penyakit antraknosa Colletotrichum sp (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 - 3 ml/l)
  • Teh : penyakit cacar daun Exobasidium vexans (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 g/l)
  • Tomat : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 g/l)


3. ORTEGA 80 WP

Bahan aktif: tiram (tiram) : 80 %. Fungisida kontak yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan.

  • Bawang merah: penyakit pucuk kuning Perenospora destructor (Penyemprotan volume tinggi: 2 g/l)


4. LUCERO 70 WP 

Bahan aktif: dimetomorf (dimethomorph) : 70 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan.

  • Bawang merah: penyakit embun bulu Perenospora destructor (Penyemprotan volume tinggi: 0,75 g/l)


D. Fungisida Untuk Antraknosa / Busuk daun

Penyakit antraknosa atau busuk daun ini sangat cepat berkembang dan menular, terutama pada saat musim hujan dan kelembaban yang tinggi. spora dari jamur ini amat mudah menyebar melalui aliran atau percikan air. Tanaman bawang merah yang sudah terinfeksi akan mati dengan cepat, mendadak dan serentak. 

Pada musim hujan penyakit busuk daun (antraknosa) perlu mendapatkan perhatian khusus, karena cendawan Collectricum ini berkembang juga menular sangat cepat. Perkembangan penyakit ini juga sangat tergantung pada jarak tanam, cuaca yang lembab dan kelebihan dosis pupuk urea.

Untuk mengatasi cendawan yang satu ini, kita bisa menggunakan salah satu  merk fungisida yang ada di bawah ini;


1. BENLOX 50 WP 

Bahan aktif : benomil (benomyl) : 50 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan.

  • Apel : penyakit embun tepung Podosphaera leucotricha (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 - 2,25 g/l)
  • Bawang merah : penyakit antraknosa Colletotrichum circinans (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 - 2,25 g/l)
  • Cabai : penyakit bercak daun Cercospora capsici (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 - 2,25 g/l)
  • Cabai : penyakit layu fusarium Fusarium oxysporum (Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
  • Cabai : penyakit rebah semai Pythium spp. (Perlakuan benih : 2 g/kg benih)
  • Kacang tanah : penyakit bercak daun Cercospora arachidicola (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 g/l)
  • Kacang tanah : penyakit bercak daun Cercospora personata (Penyemprotan volume tinggi : 0,25 - 05 g/l)
  • Karet : penyakit bidang sadap Ceratocystis fimbriata (Penyemprotan volume tinggi : 1 - 1,5 g/l)
  • Kentang : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi: 2 g/l)
  • Kubis : penyakit busuk hitam Xanthomonas campestris (Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
  • Kubis : penyakit rebah semai Pythium spp. (Perlakuan benih : 2 g/kg benih)
  • Padi : penyakit blas Pyricularia oryzae, penyakit hawar daun Xanthomonas oryzae (Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
  • Pembibitan kelapa sawit : penyakit bercak daun coklat Curvularia maculans (Penyemprotan volume tinggi : 4 g/l)
  • Semangka : penyakit antraknosa Colletotrichum lagenarium (Penyemprotan volume tinggi : 2 - 3 g/l)
  • Tembakau : penyakit embun tepung Oidium tabaci (Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
  • Tomat : penyakit rebah semai Pythium spp. (Perlakuan benih : 2 g/kg benih)


2. NARCIM 80 WP

Bahan aktif : karbendazim (carbendazim) : 80 %. Fungisida sistemik yang bersifat protektif dan kuratif berbentuk tepung yang dapat disuspensikan.

  • Bawang merah: penyakit antraknosa Colletotrichum spp. (Penyemprotan volume tinggi: 1,5 g/l)


3. POLYCOM 70 WG 

Bahan aktif : metiram (metiram) : 70 %. Fungisida kontak dan zat pengatur tumbuh tanaman berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air.

  • Bawang merah : penyakit bercak ungu Alternaria porri (Penyemprotan volume tinggi : 1 - 2 g/l)
  • Bawang merah : penyakit antraknosa Colletotrichum circinans (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 - 2 g/l)
  • Cabai : penyakit bercak daun Cercospora capsici, penyakit antraknosa pada buah Colletotrichum spp. (Penyemprotan volume tinggi : 1,5 - 2 g/l)
  • Kakao : penyakit bususk buah Phytophthora palmivora (Penyemprotan volume tinggi : 1 - 2 g/l)
  • Padi sawah : penyakit busuk pelepah Rhizoctonia solani (Penyemprotan volume tinggi : 3 - 4 g/l)
  • Padi sawah : penyakit bercak daun Cercospora janseana (Penyemprotan volume tinggi : 3 g/l)
  • Tomat : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 2 g/l)
  • Tomat : penyakit bercak coklat Alternaria solani (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 1 g/l)

Demikianlah artikel tentang fungisida terbaik untuk tanaman bawang merah dalam menghadapi berbagai penyakit yang disebabkan oleh cendawan atau jamur. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Post a Comment for "Fungisida Terbaik Untuk Bawang Merah Dalam Menghadapi Berbagai Penyakit"